Fortune Cookie (Chapter 07)
Bel istirahat di SMA Haruna sudah berbunyi. Namun begitu guru keluar dari kelas 2-C, suasana menjadi riuh. Seluruh siswi kelas 2-C langsung mengerumuni bangku Ryota. Ada yang ingin sekedar bersalaman, minta tanda tangan, dan sebagainya. Bahkan tak sedikit siswi dari kelas lain yang datang ke kelas 2-C.
Shinji sempat tertegun melihat saking banyaknya siswi SMA Haruna yang ternyata mengidolakan Ryota.
Shinji pun beranjak dari bangkunya dan berjalan menuju pintu kelas.
Tiba-tiba sebuah suara meneriakkan namanya.
"Shinji!" jeritnya yang terdengar suara perempuan. Shinji menoleh ke arah asal suara sambil terus berjalan. Sudut matanya menemukan Kasumi yang berdiri di antara para gadis dan melambaikan tangan.
Belum sempat Shinji berniat membalas lambaian tangan Kasumi, tiba-tiba ia merasa kepalanya seperti meledak.
Jeduggh!!
"AUUWH!!" erang Shinji sambil memegangi dahi kirinya yang tidak sengaja terbentur tembok, lalu mengucapkan sumpah serapah dengan suara pelan yang tertahan.
***
Shinji sendirian makan di kantin sekolah. Di salah satu meja yang letaknya agak di sudut. Apalagi dahi kirinya yang sekarang sudah terhiasi oleh plester karena terbentur tembok tadi.
Shinji sebenarnya bukannya sedang ingin sendirian. Tapi ia sedang menunggu Kasumi. Di meja itu juga mereka berdua biasanya menghabiskan waktu istirahat.
Tapi sekarang Kasumi sedang... yah... bisa dibilang sedang melakukan sesuatu yang mungkin sangat berarti untuk Kasumi sendiri. Shinji sendiri tidak bisa menebak bagaimana Ryota akan meladeni Kasumi dan para gadis-gadis itu.
Tunggu dulu! Shinji, kenapa pikiranmu ke Ryota?
Shinji memukul-mukul kepalanya sendiri, tapi langsung ia hentikan. Ia tidak ingin terlihat seperti orang yang tidak waras oleh para siswa yang berada di kantin.
"Shinji, boleh aku gabung?" tanya seseorang yang ternyata sudah berdiri di samping Shinji sejak tadi. Shinji menoleh dan menemukan wajah Gamal yang tersenyum menawan padanya.
"Oh! Silahkan!" jawab Shinji. Gamal memilih duduk tepat di samping kiri Shinji.
Shinji sangat suka dengan sikap Gamal yang begitu sopannya. Pasti lah banyak siswi di kelasnya yang juga menyukai Gamal.
"Shinji! Dahimu kenapa?" tanya Gamal terkejut ketika melihat dahi kiri Shinji yang ditempeli plester. Gamal langsung mendekatkan wajahnya ke dahi Shinji sambil memeriksanya dengan tangan kanan.
"Tidak apa-apa. Hanya terbentur saja tadi. Jangan khawatir." jawab Shinji.
Ia mendengar Gamal seperti menghembuskan napas.
"Lain kali hati-hati. Jangan bikin jantungan deh."
"Iya." balas Shinji yang sebenarnya agak aneh ketika mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Gamal. Tapi Shinji memilih untuk melupakannya.
"Haaaii..!" teriak Kasumi yang tiba-tiba datang dan berdiri di depan Shinji dan Gamal.
"Ciieee! Baru dapat tanda tangan artis nih!" sindir Shinji.
"Tanda tangan apaan? Orang cuma salaman doang. Kalau tanda tangan sih tidak usah. Aku juga tidak terlalu fanatik. Tapi aku suka sama wajahnya yang tampan! Wuih! Pokoknya tampan sekali!" cerocos Kasumi lalu segera duduk di depan Shinji dan Gamal.
"Memangnya kalian membicarakan siapa?" tanya Gamal yang tidak tahu apa-apa.
"Siapa lagi kalau bukan Ryota Hashimoto?" kata Shinji.
"Siapa itu Ryota? Pelawak?" tanya Gamal yang sepertinya belum tahu-menahu tentang Ryota. Mendengarnya, Shinji jadi tersenyum teringat pertemuan pertamanya dengan Ryota dan mengiranya sebagai pelawak. Kenapa bisa sama ya?
"Wajar kalau Gamal tidak kenal. Ryota kan penyanyi muda." jawab Kasumi mencoba membela nama baik Ryota.
Belum sempat Shinji melempar kata-kata kepada Kasumi, tiba-tiba suasana kantin menjadi terdengar riuh rendah.
Shinji menoleh ke arah sumber penyebabnya. Terlihat Ryota yang tengah berjalan memasuki area kantin dan banyak siswi yang berada di kantin langsung bergumam dan menjerit tertahan. Ada juga yang melambai ke arah Ryota dan memanggil namanya. Ryota hanya membalasnya dengan senyum.
Dia sepertinya sudah tidak diganggu para gadis.
Ryota melangkah ke arah ibu penjaga kantin dan memesan beberapa makanan.
Shinji memutar kepalanya kembali ke makanannya.
"Itu yang namanya Ryota?" tanya Gamal kepada Kasumi dan Shinji.
"Iya. Tampan kan?" tanya Kasumi.
"Memang tampan sih. Tapi bagiku lebih tampan Shinji." jawab Gamal sambil tersenyum kepada Shinji dan tertawa kecil. Apakah Gamal baru saja bergurau atau... ah! Mungkin memang sedang bergurau.
"Aku memang tampan sejak kecil," tambah Shinji.
"Huu! Ge-er banget!" teriak Kasumi.
Sebelum Shinji bisa membalas Kasumi, tiba-tiba saja Ryota sudah berhenti di samping kanan Shinji.
"Boleh aku gabung, Shinji?" tanya Ryota.
Shinji memandang Ryota lalu menoleh pada Kasumi dan Gamal, lalu kembali memandang Ryota.
"Duduk saja." jawab Shinji.
Ryota pun langsung duduk satu kursi panjang dengan Shinji dan Gamal.
Shinji sempat melihat raut wajah Kasumi yang heran seperti ingin berkata ~bagaimana mungkin Ryota bisa tahu nama Shinji? bukannya sejak tadi pagi aku liat Ryota sama sekali belum saling berkenalan dengan Shinji?~
Tapi itu hanya imajinasi Shinji saja. Bisa jadi Kasumi sedang memikirkan hal yang berbeda.
"Jidatmu kenapa?" tanya Ryota ketika melihat dahi Shinji.
Sepertinya dahi Shinji mudah sekali menjadi perhatian orang banyak. Atau mungkin hanya Gamal dan Ryota yang terlalu berlebihan?
"Terbentur saja. Tidak apa-apa kok." jawab Shinji santai.
"Makanya hati-hati. Untung nggak gagar otak!" sindir Ryota.
Shinji sempat bersungut dan memelotot memandang Ryota.
Anak ini mulutnya kok ngeselin banget sih?, gerutu Shinji dalam hati.
Tapi Ryota malah tersenyum meringis.
"Nggak kok. Bercanda saja." ucap Ryota sambil tersenyum.
Shinji langsung membuang muka dan kembali ke makanannya.
Huh! Jangan mentang-mentang kamu populer terus aku tidak berani menonjok mukamu!, batin Shinji kesal.
Begitu amarahnya mereda, Shinji tiba-tiba menjadi sedikit gugup dan mulai gundah sendiri.
Ia menoleh ke kanan dan kirinya. Shinji baru sadar kalau dirinya sedang duduk diapit oleh Gamal dan Ryota.
(Bersambung...)
Previous Chapter | Next Chapter
Comments
Post a Comment
Komen yuk, say