Fortune Cookie (Chapter 15)



Ruangan di apartemen Ryota menjadi lebih redup ketika Shinji membuka matanya. Ia tertidur di sofa.

Tapi begitu ia mendudukkan tubuhnya, ternyata tubuhnya terbungkus selimut. Siapa yang menyelimutinya? Apakah Ryota sudah bangun?

"Kamu sudah bangun?" tanya Ryota yang datang dari dapur sambil membawa sepiring mie goreng instan dan segelas susu untuk Shinji yang ia taruh di atas nampan.

Begitu sampai, Ryota langsung meletakkan nampan di atas meja dan duduk disamping kiri Shinji.

"Ini buat kamu," kata Ryota.

Shinji meraba kening Ryota untuk memeriksa suhu tubuhnya.

"Suhu tubuhmu sudah turun. Syukurlah." kata Shinji.

"Karena ada kamu disini." balas Ryota.

Ryota mengambil piring mie instan, menyendoknya sedikit dan mengarahkannya pada mulut Shinji.

"Ayo, buka mulutnya!"

"Memangnya kamu sendiri sudah makan?" tanya Shinji.

"Sebenarnya belum sih."

Shinji merebut sendok dan piring mie instan yang di pegang Ryota.

"Kamu dulu yang makan." suruh Shinji yang gantian mengarahkan sesuap mie instan ke mulut Ryota.

Ryota tersenyum sekilas lalu melahapnya.

Setelah menyantap beberapa sendok, Ryota berbicara lagi.

"Kamu tadi mendengarkan laguku?" tanya Ryota.

"Ya. Maaf sudah lancang."

"Oh, tidak apa-apa. Anggap saja apartemenku ini rumahmu sendiri. Bagaimana? Kamu suka laguku, kan? Laguku bagus, kan?"

"Ya, paling tidak suaramu tidak lebih buruk daripada suara kentut."

"Huuu!! Enak saja! Memangnya suaramu sendiri sudah bagus?" tanya Ryota.

"Ya jelas lah. Suaraku kan merdu banget." jawab Shinji sambil menjulurkan lidahnya. Ryota tertawa kecil. Ia jadi teringat waktu itu di rumah Shinji. Ketika ia mencium bibir Shinji yang sedang tertidur.

Shinji meletakkan piring mie instan dan mengambil segelas susu.

"Nih, minum dulu." suruh Shinji. Ryota menurut dan meminumnya hingga habis setengah.

"Aku tadi nonton album kamu yang ini." kata Shinji sambil memperlihatkan sampul DVD "Captain Angel". Ryota menaruh gelas susunya.

"Oh, Captain Angel? Lalu bagaimana pendapatmu?" tanya Ryota.

"Aku suka."

"Suka apanya? Suka sama model covernya kan?" tanya Ryota dengan percaya diri sambil menunjuk gambar dirinya sendiri di sampul "Captain Angel".

"Si Captain Angel? Captain Angel di sampul ini memang tampan. Tapi gak sama dengan aslinya." ujar Shinji.

"Terus lagunya gimana?" tanya Ryota.

"Semuanya bagus. Tapi yang paling aku suka itu lagu yang judulnya Summer Love," jawab Shinji.

"Oh iya? Apa yang kamu suka?"

"Aku suka sama pemandangannya," jawab Shinji.

"Tidak mungkin! Pasti kamu sudah lihat."

"Lihat apa?" tanya Shinji pura-pura tidak tahu.

"Lihat gambar kamu di video klip itu. Masak kamu tidak tahu?" tanya Ryota seakan tidak percaya.

"Ya. Aku sudah tahu. Kenapa tidak ambil gambar yang lain saja? Kenapa yang dipakai malah yang ada gambar diriku?" tanya Shinji.

"Sebenarnya waktu itu sudah mengambil gambar lain lagi. Tapi katanya malah jelek. Jadi terpaksa pakai yang ini." jawab Ryota. Shinji tersenyum senang.

"Aku juga suka lagunya kok. Liriknya bagus. Menceritakan tentang pertemuan dua insan di saat liburan musim panas." kata Shinji.

"Kalau penyanyinya gimana? Kamu suka?" tanya Ryota memancing. Shinji agak bingung harus menjawab apa. Apakah Ryota sedang bergurau?

"Tidak buruklah. Penyanyinya juga bagus. Aku juga suka."

Ryota tersenyum senang. Paling tidak ia tahu kalau Shinji mengakui ia menyukai Ryota walaupun secara tidak langsung.

Dalam hati, Ryota sebenarnya sudah sangat sulit untuk menahan perasaannya untuk Shinji. Ia harus segera mengatakan hal ini pada Shinji. Tapi sepertinya tidak sekarang. Untuk sekarang, Ryota hanya ingin menikmati waktu santai berdua dengan Shinji.


***


Bel pulang sekolah berdering.

Shinji segera mengemasi buku-bukunya.

"Shinji, kamu bisa temani aku pergi ke ruang guru sebentar sepulang sekolah?" tanya Ryota secara tiba-tiba berdiri disamping kirinya ketika Shinji berkemas.

"Lama tidak?"

"Tidak tahu. Mungkin lama." jawab Ryota.

Shinji menoleh ke arah Kasumi di belakangnya.

"Kasumi. Kamu bisa pulang sendiri kan?" tanya Shinji.

Kasumi melirik Ryota lalu menatap Shinji sambil tersenyum.

"Oh. Tidak apa, Shinji. Aku bisa pulang bersama Gamal nanti." jawab Kasumi.

Mendengar nama Gamal, Shinji jadi teringat dengan pernyataan cinta Gamal yang belum ia jawab.

"Baiklah. Aku bisa menemanimu." kata Shinji pada Ryota.

"Oke kalau begitu. Aku tunggu kamu di depan pintu kelas." kata Ryota. Shinji mengangguk. Ryota tersenyum lalu keluar dan berdiri di depan pintu untuk menunggu Shinji.


***


Ryota dan Shinji berjalan keluar dari ruang guru sekitar 25 menit seusai bel pulang sekolah.

Ketika berjalan di dekat pintu toilet pria, tiba-tiba Ryota menghentikan langkahnya.

"Aku mau ke toilet dulu. Kamu tunggu disini ya." pinta Ryota. Shinji mengangguk.

"Jangan lama-lama ya." kata Shinji.

"Paling juga tidak sampai satu jam," gurau Ryota lalu masuk kedalam toilet.

Shinji menyandarkan dirinya di dinding ketika beberapa saat kemudian, Gamal tiba-tiba muncul dengan pakaian seragam basket yang penuh dengan keringat.

"Shinji! Kamu belum pulang?" tanya Gamal begitu berdiri di depan Shinji.

"Aku baru saja menemani Ryota ke ruang guru."

"Oh." Gamal tidak menjawab banyak.

"Panas sekali disini." ucap Gamal lalu melepas kaos seragam basketnya, memperlihatkan badan Gamal yang menawan. Shinji jadi agak gugup dengan perbuatan Gamal ini.

Tapi setelah berpikir lagi, Shinji merasa saat ini adalah saat yang tepat untuk menjawab pernyataan cinta Gamal beberapa hari yang lalu.

Belum sempat Shinji membuka mulut untuk berucap, tiba-tiba Gamal mendekati Shinji dan menghimpit tubuhnya ke dinding.

Deg!

Shinji jadi sulit berkata-kata sekarang.

Dengan cepat Gamal mencium bibir Shinji dan membimbing kedua tangan Shinji untuk melingkar di lehernya.

Tidak. Shinji harus menghentikan semua ini sebelum terlambat. Shinji tidak mencintai Gamal dan ia harus mengatakannya.


***


Di dalam toilet Ryota sebenarnya sedang tidak ingin buang air. Ia malah membuka tas besarnya dan mengeluarkan seikat rangkaian bunga mawar merah. Ia sudah sangat siap untuk hal ini.

Sebelum keluar dari toilet, Ryota berkaca dahulu di cermin toilet untuk menata penampilannya.

Setelah dirasa cukup, Ryota memegang erat rangkaian bunga mawar di tangannya lalu membuka pintu.

Tapi dadanya seperti terhujam ribuan pisau ketika melihat apa yang terjadi didepannya.

Shinji tengah berciuman dengan Gamal sambil mengalungkan kedua lengan yang melingkar di leher Gamal.

Shinji langsung melepas ciumannya dan menjauh beberapa langkah dari Gamal ketika ia sadar dengan keberadaan Ryota.

Ryota menggenggam erat bunga mawar ditangannya hingga buku-buku jarinya memutih menahan rasa cemburu yang bercampur dengan kecewa.


(Bersambung...)


Previous Chapter | Next Chapter


Comments

Popular posts from this blog

7 Cerita Boyslove Wattpad Terbaik Versi Qaqa Kazu

Generation (Chapter 24/ Final)

Heartbeat (Chapter 21/ Final)