Secondary (Chapter 02)
Bel pulang di sebuah sekolah dasar sudah berbunyi beberapa saat yang lalu. Semua ruang kelas tampak sudah kosong dan sepi sekali.
Tapi masih tampak satu orang anak laki-laki kecil kelas dua yang masih setia menunggu seseorang di dalam kelas. Ia merangkul tas punggungnya dan menatap jam, sambil berharap semoga yang ia tunggu segera datang.
Menunggu dan menunggu. Ia tidak pernah merasa bosan untuk menunggu seseorang yang benar-benar ingin ia temui sekarang. Tapi tumben sekali dia terlambat siang ini.
Hingga beberapa saat kemudian, terdengar suara derap kaki yang kian mendekat. Terlihat seorang anak laki-laki masuk ke dalam kelas dan menghampiri anak yang sedari tadi telah menunggunya.
"Tenggara, maaf, apa kau sudah lama menungguku?" tanyanya sambil dengan napas terengah-engah.
"Tidak, Eleazar. Memangnya kau habis darimana? Tidak biasanya kau datang terlambat ke kelasku."
Eleazar kecil tampak murung. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi rasanya sangat berat.
"Aku habis dari ruang administrasi sekolah," jawabnya.
"Ruang administrasi sekolah? Untuk apa kau kesana?"
Eleazar kecil menunduk menatap lantai dengan perasaan gundah. "Tenggara. Maafkan aku. Aku harus pindah sekolah ke luar kota."
Tenggara mengernyit, merasa ada yang salah dengan pendengarannya. "Apa kau bilang?"
"Keluargaku akan pindah keluar kota. Jadi aku juga harus pindah sekolah."
Tenggara kecil terlihat begitu tidak percaya. "Tapi kenapa kau harus pindah sekolah? Kau masih bisa sekolah disini. Kau bisa tinggal dirumahku. Dengan begitu kita tidak perlu berpisah, kan?"
"Maafkan aku. Tapi sepertinya kehendak ayahku tidak bisa ku cegah," balas Eleazar dengan kedua tangan mengepal.
Mata Tenggara memerah berkaca-kaca. Ia langsung menghambur memeluk Eleazar dengan erat.
"Kau tidak boleh pergi!! Kau tidak boleh meninggalkanku!"
Eleazar balas mendekap tubuh Tenggara. "Kau jangan sedih. Kita pasti akan bertemu lagi nanti. Aku janji padamu."
Tenggara mundur selangkah dan melepas pelukannya. Ia masih belum bisa berkata apa-apa.
"Nanti kalau kita bertemu lagi, aku akan menjadikan kau sebagai pangeranku selamanya," ucap Eleazar kecil lalu mencium kening Tenggara dengan lembut.
Tenggara merasa terkejut ketika ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Ia berbalik dengan cepat dan menemukan sosok Top yang sudah siap dengan motornya.
Astaga! Tenggara melamunkan hal yang tidak penting. Ia segera mengenyahkan pikiran masa lalunya itu cepat-cepat.
Sadarlah! Itu semua hanya cinta monyet, Tenggara! Sekarang kau sudah besar! Dan yang pasti Eleazar yang sekarang akan lebih tertarik untuk memiliki kekasih seorang gadis cantik daripada dirimu.
Benar-benar masa lalu yang membuatnya pusing sekaligus memalukan. Untungnya tadi ia berpura-pura baru mengenal Eleazar. Dan sepertinya Eleazar juga sudah melupakan masa-masa itu.
Jaman sudah berubah, tentu saja sikap Eleazar juga akan berubah.
"Kita berangkat sekarang?" tanyanya sambil menyerahkan sebuah helm pada Tenggara. Tenggara hanya mengangguk lemah sambil memasang helm itu di kepalanya dan naik di boncengan.
Beberapa saat kemudian, motor itu menderu keras dan melaju meninggalkan area sekolah.
Tenggara menaruh tasnya di antara tubuhnya dan tubuh Top. Padahal Top sudah menaruh tas punggungnya sendiri di bawah.
"Top!" panggil Tenggara.
"Apa?"
"Tempatnya tidak jauh kan?"
"Tidak kok. Memangnya kamu belum pernah kesana?"
"Belum sama sekali."
"Baiklah. Tunggu sampai kau akan lihat betapa ramainya tempat itu."
Sekitar 6 menit kemudian, mereka sampai. Top melajukan motornya pelan ke parkiran sebuah pusat perbelanjaan barang-barang elektronik bernama TECHNOLO-GAME. Nama yang cukup aneh untuk sebuah tempat yang sangat populer. Bahkan parkirannya saja sudah sangat penuh dan berdesak-desakan.
Untungnya ada seorang petugas parkir yang membantu Top memarkirkan motornya. Mereka berdua langsung turun dan berlari masuk ke dalam.
"Semoga saja kita tidak kehabisan! Soalnya kita sudah terlambat satu jam!" seru Top. Tenggara hanya menyengir. Begitu tiba di dalam, ternyata tempat itu luas dan ramai sekali. Banyak sekali pelajar SMA yang datang kesini. Tak hanya pelajar, tapi juga ada orang-orang dewasa, bahkan ada beberapa yang mungkin sudah berumur setengah abad.
Top menarik tangan Tenggara dan berlari ke sebuah barisan bersamanya. Tampak sebuah banner bergambar kacamata berwarna silver yang di sampingnya ada tuliskan "Launching Secondary Benua Selatan". Tenggara tidak mengerti apa maksudnya.
"Top! Itu maksudnya apa?!" tanya Tenggara pada Top yang berdiri di depannya sambil menunjuk ke banner tersebut.
"Oh, itu artinya Indonesia masuk ke bagian benua selatan," jawabnya singkat namun tidak jelas. Bukankah Indonesia ada di Asia Tenggara? Kenapa benua selatan?
"Aku tidak mengerti maksudmu."
"Jangan khawatir. Nanti setelah kau membelinya, kau akan mendapatkan buku panduannya juga. Disitu nanti ada berbagai macam penjelasan."
Tenggara hanya mengangguk setelah antrean itu mulai begerak maju. Ia menoleh ke belakang dan mendapati kalau di belakangnya sudah berjejer barisan lagi. Fiuh! Untung saja mereka berdua cepat-cepat kesini.
Sedikit demi sedikit, mereka berdua mulai dekat dengan meja kasir. Sebenarnya tidak hanya satu barisan antrean disitu, melainkan ada lima. Tenggara dan Top berada di barisan tengah.
Lima belas menit berlalu, akhirnya Top bisa mencapai meja kasir yang dijaga oleh seorang perempuan tinggi nan cantik.
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?" tanyanya.
"Beli dua GameStarter," jawab Top sambil menatap Tenggara yang ada di belakangnya.
"Kau akan ku belikan satu," bisik Top. Tenggara hanya menyengir. Padahal ia hanya ingin menemani Top saja. Tak bisa dipungkiri kalau Tenggara juga menginginkannya. Jadi ia tidak menolak dan memilih untuk diam saja.
Lima menit kemudian mereka sudah berada di luar gedung sambil menjinjing sebuah kantong berukuran sedang di tangan masing-masing.
"Kita langsung pulang saja ya," usul Top begitu mereka tiba di parkiran.
"Kau sudah tidak sabar ingin memainkannya ya?" goda Tenggara.
"Sepertinya kau masih ingin bersama denganku. Oke, tidak apalah kalau kita kencan sebentar," balas Top sambil terkekeh.
"Sepertinya otakmu sedang bermasalah," balas Tenggara. Top kembali terkekeh sambil mendorong kepala Tenggara dari belakang.
(Bersambung...)
Comments
Post a Comment
Komen yuk, say